
Mengenal Magang ke Jepang
Sejak tahun 1993, Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan Jepang untuk menyelenggarakan program magang. Kerjasama tersebut tentu saja saling menguntungkan kedua belah pihak. WNI yang dikirim magang akan belajar banyak di Jepang dan bisa berkontribusi untuk memajukan industri di Indonesia. Pihak Jepang juga diuntungkan dengan ketersediaan tenaga kerja bagi industri-industri yang ada di sana.
Jangan salah tangkap, ya! Program magang ini berbeda dengan jalur TKI. Program magang ke Jepang adalah untuk pembelajaran. Peserta magang ibarat siswa dan berstatus trainee. Mereka tidak sepenuhnya bekerja, tapi belajar sambil bekerja. Uang yang didapatkan pemagang juga bukan gaji, tapi disebut “teate” atau uang saku. Jumlah uang sakunya memang cukup besar, mungkin karena itulah orang-orang kerap menjadi salah sangka.
Sebelum berangkat ke Jepang untuk magang, seluruh calon peserta harus melalui proses pelatihan di Indonesia. Pelatihan tersebut biasanya berfokus pada penguasaan bahasa dan pengenalan dengan industri Jepang.
Peserta magang akan menjalani program selama 3 tahun. Jika kinerjanya cukup bagus, bisa diperpanjang hingga 5 tahun. Setelah 5 tahun tidak bisa lagi dilakukan perpanjangan, peserta harus pulang ke Indonesia.
Mantan peserta magang tidak boleh kembali ke Jepang untuk bekerja, dengan status trainee. Mantan peserta magang bisa kembali bekerja di Jepang dengan mengurus Visa Tokutei Gino atau visa tenaga kerja dengan skill spesifik.
Persyaratan Utama Magang ke Jepang :
Jika tertarik, berikut ini beberapa syarat magang ke Jepang yang harus dipenuhi:
- Calon peserta magang harus berpendidikan minimal SMA atau sederajat. Lebih baik lagi jika lulusan D3 atau S1.
- Memenuhi syarat umur yang ditentukan lembaga rekrutmen. Jalur negeri antara 19-26 tahun, jalur swasta antara 18-30an tahun masih diperbolehkan.
- Calon peserta magang memiliki tinggi badan minimal 160 cm untuk pria dan 150 cm untuk wanita. Berat badannya juga harus ideal dengan tinggi badan, bisa dihitung dengan rumus -> Berat Badan = Tinggi Badan – 110.
- Calon peserta magang tidak boleh memiliki penyakit mata bahkan tidak boleh menggunakan kacamata.
- Tubuh dalam keadaan bersih, tidak boleh bertindik, bertato, dan memiliki penyakit kulit.
- Tubuh tidak pernah mengalami masalah serius seperti operasi, patah tulang, atau memiliki masalah pada organ tubuh.
Selain persyaratan umum, ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi, yaitu:
- Surat lamaran dan/atau formulir pendaftaran.
- KTP & KK.
- Kartu Pencari Kerja (AK1).
- Surat keterangan sehat.
- Surat pernyataan pemberian izin magang dari orang tua atau wali.
- Ijazah dan transkrip nilai.
- Sertifikat keterampilan.
- Pas foto
Sebagai catatan, setiap syarat umum dan administrasi akan sedikit berbeda untuk jalur negeri dan swasta. Kamu harus mencari informasi detailnya, bisa di web disnaker atau web LPK. Namun, secara garis besar, persyaratannya seperti yang sudah diulas di atas.


Dua Jalur Pemagangan ke Jepang
1. Jalur Pemerintah/Negeri (Disnaker – IM Japan)
Jalur negeri diselenggarakan oleh Disnaker yang bekerjasama dengan International Manpower Development Organization Japan atau IM Japan. Jalur negeri biasanya dibuka 1 kali dalam 1 tahun. Jalur negeri dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah. Kamu bisa mengeluarkan biaya jauh lebih kecil. Pemagang yang masuk jalur negeri cenderung disalurkan untuk masuk ke sektor industri.
Salah satu kelebihan jalur negeri adalah modal usaha yang diberikan setelah pulang. Selain itu, masih ada dana pencairan asuransi.
Setelah pulang, pemagang yang masuk melalui jalur negeri juga bisa disalurkan ke perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Ada kesempatan besar untuk bisa masuk dan berkarir di perusahaan tersebut.
Sayangnya masuk jalur negeri tidaklah mudah. Seleksinya cukup sulit dan syarat-syaratnya sedikit lebih kompleks. Jangka waktu dari pendaftaran hingga keberangkatan juga lebih lama.
2. JALUR SWASTA (SO – AO)
Jalur swasta diselenggarakan oleh LPK. LPK yang memberangkatkan harus memiliki izin Sending Organization (SO) dan melaksanakan operasional di Indonesia. LPK sebagai SO bekerjasama dengan Accepted Organization (AO) yang akan melaksanakan operasional di Jepang dan menempatkan pemagang di perusahaan. Jalur swasta menuntut pembiayaan yang cukup mahal karena tidak ada subsidi pemerintah. Calon peserta magang harus merogoh kocek pribadi. Besarnya biaya magang ke Jepang melalui jalur ini cukup beragam, tergantung LPK dan fasilitas yang didapatkan. Biasanya ada pada kisaran 30-45 juta mulai dari pelatihan awal hingga pemberangkatan.
Setelah pulang, pemagang hanya mendapat pencairan asuransi, tidak ada bantuan modal seperti jalur negeri. Penyaluran kerja tergantung pihak LPK. Tapi orang-orang banyak yang memilih jalur swasta karena prosesnya yang lebih cepat. Syarat dan prosedur seleksinya tidak sekompleks jalur negeri. Rentang usia yang diperbolehkan mendaftar juga jauh lebih panjang.
Pelatihan melalui jalur swasta hanya butuh 3-5 bulan, kemudian bisa langsung diberangkatkan. Rekrutmen juga dilakukan hampir setiap bulan.
Apa Manfaat Magang ke Jepang
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan jika kamu bisa mengikuti program ini:
- Pengalaman kerja didunia professional yang bisa memberi bekal ilmu dan pengalaman professional bermanfaat.
- Mendapat pengalaman hidup di negara empat musim dengan budaya yang berbeda
- Selama magang, semua fasilitas dipenuhi.
- Uang saku dengan nominal sekitar 8-10 juta per bulan, belum lagi ditambah lemburan.
- Sertifikat JITCO
- Pencairan uang asuransi setelah pulang, nominalnya sekitar 20-50 juta. Bagi pemagang yang masuk lewat jalur negeri bahkan mendapat modal usaha sekitar 70 juta.
Apakah Kamu tertarik dengan program magang ini? Menarik bukan? Kamu bisa merasakan atmosfer kerja di Jepang, menyerap ilmunya, dan mendapatkan uang saku yang cukup besar.
Apabila Kamu tidak lolos seleksi negeri, jalur swasta tetap menguntungkan kok. Tidak perlu khawatir dengan besarnya biaya, kamu bisa mendapatkan pinjaman dari Instudia. Seluruh biaya akan ditanggung oleh Instudia, kamu bisa membayar dengan cara mencicil setelah resmi bekerja.

